Gulat Okol: Olahraga Tradisional Penuh Makna dari Surabaya
img
  • 451x Dilihat
  • Budaya dan Pariwisata
  • 15 Jul 2024

mediasurabaya.com Gulat memang menjadi salah satu olahraga yang identik dengan Jepang. Namun, tidak hanya di Negeri Sakura, kamu juga bisa menemukan olahraga unik ini di Surabaya, Jawa Timur. Gulat Okol, olahraga tradisional khas Surabaya, sekilas mirip sumo di Jepang. Bukan sekadar olahraga, ternyata ada nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya.

Gulat Okol merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan sedekah bumi yang digelar masyarakat Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya. Gulat Okol menjadi agenda rutin tahunan dan menjadi bagian dari wisata budaya. Ritual gulat ini awalnya dilaksanakan di area persawahan. Namun, kini Gulat Okol digelar di panggung dengan matras dari karung goni yang pada bagian bawahnya diletakkan jerami demi keamanan. Arena gulat sendiri memiliki ukuran 6 meter x 8 meter, dibuat seperti ring tinju dengan dua sudut, dan di sekeliling panggung diberi tali tambang besar.
Makna Filosofis dari Gulat Okol
Olahraga tradisional ini sendiri konon berawal dari kegiatan warga saat menggembalakan hewan ternaknya. Dulu, sembari menunggu kerbau, sapi, dan kambing mencari makan di area persawahan, para penggembala mengisi waktu luangnya dengan bergulat di atas jerami. Dalam pelaksanaan gulat itu mereka diliputi rasa senang dan tidak ada dendam. Justru lewat olahraga tersebut didapati rasa persaudaraan sesama warga. Dari situlah kemudian Gulat Okol dijadikan tradisi turun-temurun sampai sekarang. Selain meneruskan tradisi, kini Gulat Okol juga menjadi atraksi hiburan. Gulat tradisional ini dibagi tiga kategori, yakni anak-anak, remaja, pria dewasa, dan wanita. Masing-masing pegulat dibedakan dengan ikat kepala serta sabuk warna merah dan hitam. Setiap pertandingan dibagi ke dalam dua ronde. Pegulat yang memenangi dua ronde berturut-turut akan diadu lagi dengan pemenang lain, hingga berakhir dengan sang juara. 

Saat bertanding, para pegulat tidak dibolehkan menyentuh langsung tubuh lawannya. Untuk memenangkan pertandingan, masing-masing di antara mereka harus menjatuhkan lawan dengan selendang yang melingkar di tubuhnya. Para pegulat dilarang menjatuhkan lawan dengan cara lain.

Selain di Surabaya, tradisi Gulat Okol juga dilakukan di daerah lain, seperti di Desa Setro, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur. Bahkan di desa ini, Gulat Okol menjadi salah satu tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan tetap dipertahankan hingga kini sebagai khazanah budaya tradisi turun-temurun.

 

Related Post