Kios TPID di 64 Pasar Surabaya Berperan Mengendalikan Inflasi
img
  • 319x Dilihat
  • Ekonomi dan Bisnis
  • 05 Jul 2024

MediaSurabaya.com, Surabaya - Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, Vykka Anggradevi Kusuma, menyatakan bahwa keberadaan Kios TPID di 64 pasar di wilayah tersebut berperan penting dalam mengendalikan inflasi pada semester I-2024.

"Kios TPID ini menyediakan beras, minyak, dan kebutuhan pokok lainnya, yang sangat berpengaruh terhadap pengendalian inflasi di Kota Surabaya," kata Vykka dalam keterangannya di Surabaya, Kamis (4/7/2024).

Melalui kios-kios ini, Pemerintah Kota Surabaya bisa langsung mengendalikan harga dengan memperhatikan ketersediaan pasokan saat terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan. Berdasarkan catatan, beras dan cabai rawit menjadi dua komoditas utama yang menyumbang inflasi di Surabaya.

Lebih lanjut, Vykka menjelaskan bahwa beras menjadi penyumbang inflasi secara tahunan atau year on year (YoY), sementara cabai rawit berkontribusi terhadap inflasi bulanan. "Kami kendalikan lewat Kios TPID dengan harga jual tidak lebih dari harga eceran tertinggi," ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Juni 2024, Kota Surabaya mengalami deflasi sebesar 0,37% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,41. Sementara itu, inflasi tahunan pada periode yang sama tercatat sebesar 2,35%.

Sebagai upaya tambahan dalam mengendalikan inflasi, Pemkot Surabaya juga menyelenggarakan Gerakan Pasar Murah (GPM) yang digelar setiap bulan. Kegiatan ini dilaksanakan di kawasan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dan balai RW. "Komoditas yang disediakan antara lain beras, gula, minyak goreng, telur, daging ayam, dan produk olahan lainnya," ujar Vykka.

Vykka menambahkan bahwa untuk menjamin ketersediaan bahan pokok, pihaknya melakukan berbagai langkah koordinasi, termasuk menjalin kerja sama dengan daerah penghasil berbagai komoditas penting tersebut. "Targetnya adalah inflasi di Kota Surabaya bisa stabil, artinya sama atau di bawah angka inflasi nasional dan Jawa Timur," katanya.

Related Post