Mediasurabaya.com - Hari Anak Nasional 2024, yang jatuh pada tanggal 23 Juli, masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan di berbagai sektor, salah satunya adalah pendidikan anak.
Ketua Divisi Data dan Informasi serta Litbang Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Isa Anshori, menyatakan kepada RRI pada Senin (22/07/2024) bahwa kehadiran program sekolah ramah anak diharapkan dapat mengurangi kejadian kekerasan di lingkungan sekolah.
“Pendidikan yang baik adalah yang bebas dari kekerasan. Tegas boleh, tapi keras tidak boleh. Sayangnya, banyak lembaga pendidikan justru menjadi bagian dari masalah kekerasan. Oleh karena itu, kehadiran sekolah ramah anak sangat penting karena anak-anak yang dianggap bermasalah harus dibimbing sampai mencapai titik kesadaran mereka,” ujar Isa.
Isa juga mengimbau pemerintah untuk lebih menggalakkan perlindungan terhadap kekerasan pada anak, khususnya di lingkungan sekolah.
“Kami berharap pemerintah dapat lebih menggalakkan perlindungan di sekolah, agar tidak terjadi lagi kasus kekerasan di sekolah-sekolah,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, menegaskan bahwa hak pendidikan wajib diterima oleh anak-anak di Surabaya. Oleh karena itu, DPRD berencana membangun sekolah di daerah-daerah yang belum memiliki sekolah sesuai dengan sistem zonasi.
“Pendidikan adalah hak anak, dan kami menemukan beberapa wilayah di Surabaya yang belum memiliki sekolah. Oleh sebab itu, kami sedang mengkaji pembangunan sekolah di wilayah-wilayah yang belum ada sekolah,” kata Reni.
Pemerintah saat ini sedang berfokus pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), di mana pendidikan memegang peranan penting dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045.