Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meminta para orang tua untuk tidak cepat memarahi anak-anaknya bila nilai akademik mereka buruk. Pesan ini disampaikan saat memberikan materi kepada orang tua peserta Masa Orientasi Orang Tua (MOT) di SD Kristen Mawar Sharon. Eri menjelaskan bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga para orang tua harus lebih memaklumi kekurangan anak-anaknya dan mengapresiasi kelebihan-kelebihan mereka.
"Misalnya, jika anak bagus dalam basket tetapi akademiknya kurang, jangan memaksa. Biarkan anak berkembang sesuai bakatnya. Jangan menyiksa batin anak. Saya minta kepada orang tua, jangan menghukum anak. Jika mendapatkan nilai buruk di sekolah, jangan langsung dimarahi, beri mereka pemahaman," ujar Eri.
Bagaimana respons para orang tua tentang MOT yang telah mereka jalani bersama Eri Cahyadi? Wulandari, warga Tidar, Surabaya, menyatakan bahwa dirinya tetap melakukan double check kepada anaknya. Menurutnya, dia terus memantau aktivitas anaknya di rumah dan menyinkronkan dengan ilmu yang diperoleh dari sekolah. Dia tidak ingin melepas begitu saja apa yang anaknya dapatkan dan alami di sekolah.
"Saya selalu memantau meski dari rumah, di sekolah saya percayakan ke gurunya. Kalau di rumah saya double check, tanya di sekolah ngapain aja? Dapat tugas apa? Dan apa saja hal barunya?" Ibu dari seorang siswi di SD Mawar Sharon itu mengklaim dirinya tidak akan menerapkan pola didik yang berlebihan, termasuk tindakan emosional seperti memarahi dan membentak anak.
"Saya cegah itu, saya tidak mau psikis dan mental anak saya terganggu. Saya berharap anak saya bisa berprestasi di bidang yang diinginkan, bukan keinginan dari orangtuanya," tutupnya.
Sementara itu, Nyonita Nituanasari mengatakan bahwa ia sempat khawatir dengan hari pertama putrinya di sekolah. Dia tidak punya pandangan apapun perihal hari pertama putrinya masuk.
"Awalnya khawatir juga, karena baru pertama kali masuk sekolah SD. Jadi, orang tua diringankan dengan bantuan dari para guru," ujarnya. Wanita asal Petemon Besar, Surabaya, itu berharap anaknya bisa adaptif dengan lingkungan dan teman-teman barunya serta mendapat dukungan untuk mengembangkan keahlian dalam bidang akademik maupun praktik.
"Sebisa mungkin dari dua sisi, teori dan praktik, dikembangkan, jadi akademik dan praktik bisa menopang dan seimbang," tuturnya.